Kamis, 29 September 2016

About Me
Name : Ridwan Handani
Email : ridwanhandani14@gmail.com
Contac : 089655106180
Lives in: Bandung, Indonesia

Minggu, 26 Oktober 2014

Kumpulan Puisi Lengkap

Hello Good People ini adalah Blog saya yang berisi kumpulan-kumpulan Puisi yang saya buat sendiri. Di Blog saya ini terdapat Puisi-Puisi dari berbagai Tema dari Sosial, Persahabatan, Hingga Cinta. Semua saya Buat sendiri sebagai bentuk rasa suka saya terhadap sebuah Karya Sastra terutama Puisi.
Oke Selamat Membaca Good People. Boleh Comment loh untuk saran atau apapun itu
Thank You


Aku dan Rasa Depresiku

Terkadang aku merasa hanya setitik debu
Diantara Ribuan Tanah berwarna abu
Kehadiranku bagaikan manisnya buah labu
Banyak diantara mereka tak menyukai itu

Bukan aku Putus Asa akan keadaan itu
Bukan juga mengeluh akan takdir itu
Tapi kini diriku seakan tak miliki sapu
Untuk bersihkan semua ocehan itu

Memang pahit hidup diantara putaran dadu
Berharap tak jelas habiskan waktu
Demi menunggu kapan angka enam jatuh

Sepahit itu pun kehidupanku
Tak ada insan yang mau membantu
Untuk sekedar peduli padaku
Yang Tiap hari hanya mengunyah sagu
                               Namun tak mampu untuk meminum madu

Puisi Kritis Pendidikan


Cerminan Pendidikan Negri

Membuka mata Untuk menantang pagi
Kami bangun lebih cepat dari matahari
Demi bersekolah tuk dapatkan teori
Yang dibutuhkan untuk masa depan kami

Tapi kami tak mendapatkan balas kasih
Dari pendidikan yang mulai bertindak tak rapih
Bagaimana kami membuat Negara lebih fasih
Bila saat belajar pun kami tertatih-tatih

Apa ini sebuah sudut pandang kurikulum
Saat guru dan murid sudah tak miliki rasa maklum
Kami bertanya pada Negara hukum
Saat guru mulai tak layak Untuk kami kagum

Kami hormati guru sebagai sosok yang berpendidikan
Bukan sebagai sosok yang menyukai kekerasan
Kami duduk dibangku kelas untuk mendapat pelajaran
Bukan cacian,hinaan, atau bahkan tamparan

Kami adalah pemuda amanat sang proklamator
Yang diperintahkan membuat negri ini tak lagi molor
Wahai Guru Bantulah kami dengan segala faktor
Dan janganlah bertindak bagai seorang diktator

Puisi Tentang Adik


Hey Adik

Hey adik…
Tak pernah ku pahami pola fikirmu
Tiap waktu hanya menangis tertawa
Berkegiatan tanpa berfikir dengan logika

Mungkin belum saatnya kau untuk keluar
Dalam kehidupan yang tak tahu moral
Tapi ternyata kau malah buatku sadar
Dengan kelakuanmu yang kadang tak masuk akal

Kadang kau membuatku kesal
Tapi kadang pula kau buatku tertawa
 Kadang justru celotehanmulah adik
Yang membuatku bangun dari keterpurukan

Hey adik…
Ku Tahu usia mu masih tak seberapa
Tapi ku yakin kau tahu kasih sayang kaka
Yang menganggap kau harta berharga
                                 Yang tak ternilai dalam dollar amerika

Puisi Mantan Kekasih


Mantan

Kau yang dulu adalah kekasih idaman
Kini hanya bisa dikenang dalam sosok sang mantan
Kau yang dulu bagai makna kiasan
Kini hanya bisa menjadi sebuah hiasan

Kau yang dulu sangat sulit ku dapatkan
Kini mengapa mudah untuk terlepaskan
Kau yang dulu sosok tak terlewatkan
Kini mengapa sangat ingin ku lupakan

Kini tak ada gunanya sebuah pengorbanan
Karena telah kalah dengan satu alasan
Ku termenung dalam sebuah ingatan
Oleh kalimat yang membuat cinta terputuskan

Tak apa jika ku menangis malam ini
Mengingat kisah cinta yang telah mati
Oleh sebuah alasan yang tak bisa ku pahami

Tak berharga juga air mataku ini
Bila dibanding dengan tawa yang kau dapat kini
Tak usah kau hirau aku dan perasaan ini
                                         Karena aku baik-baik saja disini

Puisi Tentang Sahabat


                                                    SAHABAT TAK BERKACA 

Dampak hidup dikelilingi butiran luka
Ku kehilangan akal dalam logika
Berjalan lurus menunduk muka
Tak tentu arah bagai semut baka
                                      Dimana lagi harus ke temukan dia
                                      Sosok teman yang dulu berjanji setia
                                      Menemani dalam suka duka
                                      Ternyata hilang begitu saja
Kau yang dulu menjadi buku diariku
Kini malah jadi penghambat dalam mimpiku
Kau yang dulu cerminan semangatku
Kini jadi tembok pelawan harapanku
                                      Mungkin kau terlalu terbuai akan cinta
                                      Hingga kau rela dipermainkan olehnya
                                      Kau tega pecahkan gelas persahabatan
                                      Demi mendapat cangkir tanda percintaan
Tak penting juga diriku kecewa
Tentang salah memandang sosok wibawa
Yang penting kau bahagia satu jiwa
Habiskan masa nafas satu nyawa
                                       Biarlah kau lupa aku dan masa lalumu
                                      Asal bisa kau capai sendiri masa depanmu
                                      Biarlah kau lupa aku temanmu
                                      Asal jangan kau lupa siapa sebenarnya dirimu

Puisi Cinta


Cinta Tak Berbalas

Lama hati tak merasakan cinta
Setelah diri tak punya lagi rasa bangga
Berulang kali dipermalukan cinta
Dari sayatan kata yang menusuk jiwa

Bukan diriku tak ingin mencari
Tapi setiap berkaca diriku sadar diri
Mana mungkin seorang penunduk hati
Mendapatkan cinta layaknya mawar melati
                                                                     
Tapi kini semuanya terasa berbeda
Karena seseorang telah mengubah paradigma
Lewat alunan manis senada biola
Diriku kembali merasakan cinta

Tapi takdir tak seindah harapan
Balasan cinta tak menyambut sang penestapa
Bahkan telingaku tak cukup kuat mendengarnya
Setelah kau berkata kau sudah ada yang punya

Mungkin takdir telah berkata demikian
Hati kembali merasakan kesakitan
Tak cukup kuat menerima keadaan
                                        Tapi apa daya inilah kenyataan